SELAMAT DATANG DI PENGGEMAR BURUNG DAN AYAM PACITAN

Rabu, 22 Mei 2013

Harga Kepodang

Burung kepodang berukuran relatif sedang, panjang mulai ujung ekor hingga paruh berkisar 25 cm. Salah 1 kecantikan burung Kepodang ini karena doski menyalahi kodrat dunia perburungan. Dalam dunia burung, burung yang berwarna cerah (Merah dan Kuning) biasanya hanya berkicau yang itu-itu saja, alias tidak bisa dimaster (menirukan) suara burung lain.

Kicauan Kepodang merdu dan kencang, seperti alunan suara seruling. Burung Kepodang juga sangat pandai menirukan suara Cucakrawa, Muraibatu, Kacer dan Trucukan. Bunyi khas suara kepodang sendiri sangat unik, keras dan jelas “tu-lu” sehingga masyarakat desa ada yang menyebutnya burung Pitu Wolu.

Keunikan lainya,  kepodang sangat menjaga kebersihan tubuhnya. Kebalikan dengan burung Jalak hitam yang cenderung kemproh klo diberi makan buah2an.

Mitos

Bagi orang Jawa, burung ini sering disembelih untuk dimakan dagingnya dalam acara tingkepan atau 7 bulanan. Dengan tujuan agar si jabang bayi nanti bisa terlahir tampan/cantik seperti burung ini. :roll:

Adapun bagi orang Sunda, burung ini dipercaya bisa membawa Hoki dan menolak santet jika dipelihara di rumah.

Si Kepodang juga dijadikan maskot bagi provinsi Jawa Tengah, kepodang dipahami sebagai  burung berwarna kuning, yang mengandung makna filosofis sebagai generasi muda, anak, keindahan, kekompakan, dan keserasian.

Habitat

Wilayah persebarannya cukup luas, mulai dari daratan China, Asia Tengah (India, Bangladesh, dan Srilanka), hingga Asia Tenggara termasuk Indonesia. Di negeri kita, kepodang bisa dijumpai mulai dari Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Di Jawa dan Bali, kepodang lebih sering berada di pepohonan pada dataran rendah.

Makanan utamanya adalah buah dan serangga berukuran besar. Ada keunikan dari burung ini, yaitu sering menculik anakan burung kecil dari sarangnya untuk dimakan. Karena alasan itulah, kepodang sering diusir burung-burung lain pada musim berkembang biak.

Konservasi

Meski IUCN Red List menempatkan burung kepodang dalam status Least Concern / LC (Risiko Rendah), fakta di lapangan berbicara lain: makin sulit menemukan kepodang di alam liar, khususnya di Jawa. Harusnya PemProv Jateng yang telah menetapkan burung ini sebagai maskotnya berani menetapkanya sebagai burung yang dilindungi dan memulai penangkaran sebagaimana nasib “Jalak Putih” di Bali.

Harga

Permintaan pasar pada si Kepodang cukup stabil, asal ada barang burungnya pasti ada yang beli. Tapi masalahnya, supply burung yang satu ini hanya berasal dari penangkapan Alam Liar, belum ada upaya penangkaran.

Di Ponorogo-Madiun burung anakan dihargai 300ribu, sedang yang dewasa mencapai 600ribu bila sudah Gacor bisa sampai 1juta.

Jenis

Ada tiga jenis Kepodang yang dikenal: 
1)  Kepodang Emas yang berparuh pink dan berbulu kuning menyala, harga lumayan mahal 
2) Kepodang Kapur yang hampir serupa dengan emas tapi berparuh hitam dan 
3) Kepodang Batu yang berwarna kuning kusam dan berparuh hitamBurung kepodang berukuran relatif sedang, panjang mulai ujung ekor hingga paruh berkisar 25 cm. Salah 1 kecantikan burung Kepodang ini karena doski menyalahi kodrat dunia perburungan. Dalam dunia burung, burung yang berwarna cerah (Merah dan Kuning) biasanya hanya berkicau yang itu-itu saja, alias tidak bisa dimaster (menirukan) suara burung lain.

Kicauan Kepodang merdu dan kencang, seperti alunan suara seruling. Burung Kepodang juga sangat pandai menirukan suara Cucakrawa, Muraibatu, Kacer dan Trucukan. Bunyi khas suara kepodang sendiri sangat unik, keras dan jelas “tu-lu” sehingga masyarakat desa ada yang menyebutnya burung Pitu Wolu.

Keunikan lainya, kepodang sangat menjaga kebersihan tubuhnya. Kebalikan dengan burung Jalak hitam yang cenderung kemproh klo diberi makan buah2an.

Mitos

Bagi orang Jawa, burung ini sering disembelih untuk dimakan dagingnya dalam acara tingkepan atau 7 bulanan. Dengan tujuan agar si jabang bayi nanti bisa terlahir tampan/cantik seperti burung ini. :roll:

Adapun bagi orang Sunda, burung ini dipercaya bisa membawa Hoki dan menolak santet jika dipelihara di rumah.

Si Kepodang juga dijadikan maskot bagi provinsi Jawa Tengah, kepodang dipahami sebagai burung berwarna kuning, yang mengandung makna filosofis sebagai generasi muda, anak, keindahan, kekompakan, dan keserasian.

Habitat

Wilayah persebarannya cukup luas, mulai dari daratan China, Asia Tengah (India, Bangladesh, dan Srilanka), hingga Asia Tenggara termasuk Indonesia. Di negeri kita, kepodang bisa dijumpai mulai dari Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Di Jawa dan Bali, kepodang lebih sering berada di pepohonan pada dataran rendah.

Makanan utamanya adalah buah dan serangga berukuran besar. Ada keunikan dari burung ini, yaitu sering menculik anakan burung kecil dari sarangnya untuk dimakan. Karena alasan itulah, kepodang sering diusir burung-burung lain pada musim berkembang biak.

Konservasi

Meski IUCN Red List menempatkan burung kepodang dalam status Least Concern / LC (Risiko Rendah), fakta di lapangan berbicara lain: makin sulit menemukan kepodang di alam liar, khususnya di Jawa. Harusnya PemProv Jateng yang telah menetapkan burung ini sebagai maskotnya berani menetapkanya sebagai burung yang dilindungi dan memulai penangkaran sebagaimana nasib “Jalak Putih” di Bali.

Harga

Permintaan pasar pada si Kepodang cukup stabil, asal ada barang burungnya pasti ada yang beli. Tapi masalahnya, supply burung yang satu ini hanya berasal dari penangkapan Alam Liar, belum ada upaya penangkaran.

Di Ponorogo-Madiun burung anakan dihargai 300ribu, sedang yang dewasa mencapai 600ribu bila sudah Gacor bisa sampai 1juta.

Jenis

Ada tiga jenis Kepodang yang dikenal:
1) Kepodang Emas yang berparuh pink dan berbulu kuning menyala, harga lumayan mahal
2) Kepodang Kapur yang hampir serupa dengan emas tapi berparuh hitam dan
3) Kepodang Batu yang berwarna kuning kusam dan berparuh hitam


1 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus

Silakan baca juga artikel berikut :

Jangan lewatkan :

Lanjutkan membaca :