SELAMAT DATANG DI PENGGEMAR BURUNG DAN AYAM PACITAN

Sabtu, 17 Maret 2018

Burung Branjangan : Master Burung Kicau Paling Berkelas

 

Mengenal Burung Branjangan dan Habitatnya

GoKicau.com - Branjangan adalah burung petengger (passerin) di atas batu yang berasal dari benua Asia dan Afrika. Di Indonesia Branjangan mudah berkembang di daerah Jawa, Irian Jaya, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara dan Bali.

Ciri-ciri Branjangan berdasar daerah asal bisa diketahui dari berbagai aspek. Karena burung Branjangan baik yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Barat, NTB, dan Sumbawa memiliki ciri-ciri tersendiri.

Branjangan asal Jawa Tengah (Petanahan dan Kali Ori) dan Jogja (Wates) memiliki ciri-ciri yang disukai penggemar Branjangan. Antara lain adalah mental yang baik, body yang besar dan volume suara yang keras dan variasi suara yang beragam, serta corak batik atau warna yang menarik, kemerahan atau kekuningan dengan ukuran tubuh mencapai 12-14 cm.

Sementara Branjangan asal Jawa Barat (Sapan) terkenal dengan suaranya yang nyaring melengking dan kristal, serta jambulnya juga menjadi ciri khas. Branjangan dari daerah Sapan jika dilihat dari fisiknya tidak terlalu besar hanya seukuran 12-13 cm.

Pola batik burung dari daerah Sapan cenderung berpola lebih gelap dengan corak batik yang berwarna hitam hampir serupa dengan branjangan yang berasal dari daerah NTB dan Sumbawa.
Branjangan dari SriKayangan, Kulonprogo (Wates) berdaya tarik tinggi karena ciri fisik yang lebih besar dan memiliki warna dan pola batik yang lebih menarik. Sedangkan branjangan dari Nusa Tenggara mempunyai corak warna bulu yang lebih pekat. Ukuran tubuhnya juga tidak sebesar jenis branjangan dari daerah lain, seukuran 10-12 cm.

Namun jika mendapat branjangan habitat tertentu sulit didapatkan, Branjangan mania bisa cukup memakai patokan khusus dalam memilih Branjangan. Yaitu bentuk fisiknya atletis, ekor dan badan panjang, mata tajam menunjukkan petarung, bulu lembut seperti sutra sedangkan paruhnya bagai burung gelatik tapi agak bengkok sedikit ke bawah.

Kicaumania yang ingin atau sudah memelihara burung Branjangan, rata-rata terkesima dengan kicauan burung Branjangan yang sangat bervariasi, volume keras, suara kristal, dan gaya hoovering (terbang vertical sambil berkicau) yang khas.

Untuk diketahui, saat ini yang beredar di pasaran ada dua jenis Branjangan berdasarkan habitatnya, yaitu dari Jawa dan Sumbawa Nusa Tenggara Barat (NTB). Entah karena sudah semakin jarang atau punah, burung branjangan Jawa makin sulit didapatkan di pasar-pasar burung dibandingkan burung branjangan sumbawa.

Tak heran jika harga Branjangan Jawa sangat mahal jika dibanding dengan Branjangan sumbawa yang relatif jauh lebih murah. Ada yang beranggapan, Branjangan Jawa lebih bagus daripada Branjangan sumbawa baik dari sisi fisik dan suaranya. Namun bagi sebagian Branjangan mania, apapun jenisnya, tidak perlu dipersoalkan. Karena tidak ada perbedaan signifikan antara kualitas branjangan dari Jawa dan Sumbawa.

Harga Branjangan bakalan bervariasi mulai dari Rp 50 ribu hingga di atas Rp 1 juta. Secara umum, harga anakan yang jinak karena diambil sejak lolohan akan lebih mahal dibanding dengan yang ditangkap di alam yang sudah dewasa.


Sebagian besar Branjangan mania lebih senang memelihara yang jinak karena lebih cepat beradaptasi dan berkicau serta tidak takut dengan keberadaan manusia. Sebagian lagi lebih senang memelihara yang sudah dewasa di alam karena yakin sudah memiliki dasar lagu yang diperoleh dari habitatnya serta memiliki volume yang lebih keras.


Sebenarnya, untuk memelihara Branjangan dibutuhkan ekstra kesabaran yang sangat besar karena sifat-sifat liarnya yang tidak mudah ditaklukan. Untuk membuat Branjangan bakalan menjadi gacor, dibutuhkan waktu yang sangat lama, bahkan tahunan.

Sebab, untuk membuat Branjangan ngeplong atau gacor, diperlukan waktu yang sama dengan dua kali masa mabung atau berumur di atas 1,5 tahun tergantung kondisi mental burung. Tidak sedikit orang yang merawat Branjangan tahunan hasilnya hanya ngeriwik saja dan berjambul hanya jika dijemur, bukan jambul paten.

Tak heran, jika seseorang yang berhasil membuat Branjangan menjadi mapan layak dijuluki kicaumania sejati. Karena untuk membuat Branjangan mapan, tidak semudah dibandingkan burung-burung lainnya yang dilombakan.

Tips Memilih Jenis Burung Branjangan yang Bagus


Untuk sedikit membantu dalam memilih bakalan burung branjangan yang baik dapat dilihat dari bentuk fisik burung itu sendiri. Bentuk fisik yang menjadi pengamatan seperti mata bagus bersinar terang, paruh berhubungan dengan volume suara atau lagu, bentuk tubuh seperti tegap dan sehat.

Langkah awal memilih burung branjangan adalah jenis kelamin. Burung Brajangan yang bagus pilih berkelamin jantan. Walau suara dan lagu branjangan jantan dan betina hampir sama tapi Branjangan jantan lebih unggul dari stamina yaitu suara tidak putus. Belum bisa membedakan Brajangan jantan dan betina baca cara membedakan branjangan jantan atau betina di bawah ini.

Setelah memilih kelamin jantan baru lihat fisik burung secara keseluruhan mulai dari kepala sampai kaki.

Cara Membedakan Burung Branjangan Jantan dan Betina

Anda pernah tahu mengenai kemampuan burung yang bisa menirukan suara yang didengarnya pastinya anda akan menjawab: itu adalah burung beo dan burung kakak tua. Iya benar, tapi ada satu jenis burung yang mempunyai kelebihan yang seperti itu ialah burung Branjangan.

Burung branjangan jenis burung ocehan yang peminatnya tidak sedikit karena keunikannya yang bisa menirukan suara burung yang didengarnya dan itu kemampuan alami yang dimiliki oleh burung branjangan yang tidak ada pada burung ocehan lainnya.

Biasanya sewaktu di alam liar burung branjangan gemar berjalan di tanah dan melompat-lompat di ranting ketimbang terbang. Makanan kegemarannya adalah biji-bijian, serangga kecil dan pucuk tanaman yang masih muda.


Para pecinta burung ocehan menyukai burung branjangan adalah karena kemampuannya itu tadi yang bisa menirukan suara burung ocehan lain yang didengarnya dengan baik. Sehingga kalau diperlombakan biasanya burung ini tidak begitu sulit dalam berkicau karena ia mempunyai banyak simpanan kicauan yang sudah didengarnya.


Nah, burung ocehan branjangan yang biasanya diperlombakan adalah burung branjangan yang jantan karena mempunyai kicauan yang variasi dan staminanya kuat. Jadi, jika yang diperlombakan dalam kontes burung ocehan yang betina bisa jadi burung branjangan betina itu akan kalah karena staminanya cepat terkuras habis.

Jika dilihat sepintas dari burung branjangan jantan dan betina dari bentuk bulunya maka tampak mirip dengan burung gereja tapi jika diperhatikan lebih seksama ternyata bulu burung branjangan jauh lebih bermotif yang terlihat seperti gambar batik. 

Burung branjangan yang berkelamin jantan dan betina mempunyai perbedaan baik dari bentuk tubuhnya, kelakuannya, dan kicauannya. Dari itu pandai dalam membedakan jenis kelamin burung branjangan antara jantan dan betina bisa membantu anda dalam memilih burung branjangan yang diinginkan.

Burung Branjangan Jantan

Burung Branjangan yang berkelamin jantan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Jika diperhatikan paruhnya berwarna hitam pekat dan mengkilap serta terlihat warna putih pada paruh di bagian bawahnya.
  2. Kicauan suaranya bervariasi sehingga nadanya berkicau begitu merdu dan tidak putus-putus.
  3. Pada burung branjangan jantan perhatikan jambulnya yang jauh lebih panjang dibanding yang betinanya.
  4. Warna pada bulunya adalah coklat pekat dan bulunya tidak begitu tebal sehingga bisa leluasa waktu berkicau.
  5. Jika ditiup bulu dadanya maka anda akan melihat ada bulu halus di situ.

Burung Branjangan Betina

Burung branjangan betina juga mempunyai ciri-ciri yang berbeda dari burung branjangan yang jantan:
  1. Bulunya berwarna coklat kusam dan tidak secerah warna bulu burung branjangan jantan.
  2. Warna coklat tampak pada paruh di bagian bawahnya.
  3. Kalau didengarkan betul-betul suaranya monoton dan tidak bervariasi.
  4. Jambulnya lebih pendek dibanding yang jantan.
  5. Jika bulu dadanya ditiup tidak ada bulu halus di situ.

Trik Menjinakan Burung Branjangan

Branjangan yang masih bakalan, biasanya masih liar atau giras. Karena karakter itu dibutuhkan Branjangan di alam bebas yang biasa di persawahan atau perkarangan. Memelihata Branjangan yang masih sangat giras di dalam sangkar, sangat rawan mati, karena sifat girasnya itu yang sering menyebabkan bulu rusak dan luka serius di bagian kepala. Branjangan dipastikan akan sangat panik dan terus berusaha kabur karena belum terbiasa berdekatan dengan manusia.

Merangkum dari pengalaman beberapa Branjangan mania, tips ini bisa Anda terapkan saat memutuskan inging merasakan tantangan merawat Branjangan yang masih bakalan:

Agar peluang jinak lebih besar, Branjangan sebaiknya tidak ditempatkan di dalam sangkar panjang yang biasa untuk Branjangan. Idealnya, menggunakan yang lebih pendek seperti sangkar lark atau pailing, atau apapun yang masih memungkinkan menaruh pasir di dasar sangkar.

Untuk pakan jangan disediakan (stok) terlalu banyak, karena menghambat proses keterbiasaan berinteraksi dengan manusia. Sebaiknya, pelan-pelan diajarkan makan extra fooding (EF) dari tangan manusia.

Untuk memperbesar peluang Branjangan bersedia memakan/mengambil makanan dari tangan manusia, usahakan Branjangan tidak selalu dalam keadaan kekenyangan. Karena jika Branjangan merasa lapar, dia akan dengan terpaksa mengambil makanan dari tangan manusia.


Pakan yang baik selama proses penjinakan Branjangan adalah EF seperti jangkrik dan belalang hijau, yang langsung diberikan dari tangan kita. Dengan begitu Branjangan akan makin terbiasa dengan pelayanan perawatnya.


Penempatan gantangan juga turut mempercepat proses penjinakan Branjangan. Khusus Branjangan yang masih giras, sebaiknya gantang di tempat yang ada keramaian atau yang biasa ada manusia lalu lalang.

Misalnya di dalam rumah, sangkar bisa ditaruh di tempat ramai dengan aktivitas keluarga, seperti ruang keluarga, atau dapur yang lebih banyak ada kegiatan manusia, sehingga burung terbiasa dengan aktivitas manusia di sekitarnya.

Jika saat proses itu dilakukan reaksi Branjangan sangat panik dan nabrak-nabrak ruji, sebaiknya sebagian sisi sangkar ditutup, hanya bagian depan saja yang terbuka.

Proses mandi terkadang menjadi cara yang ampuh untuk menjinakan Branjangan. Beberapa Branjangan mania menerapkan mandi dengan cara dipegang sambil dimandikan. Dengan makin sering merasakan sentuhan tangan manusia, Branjangan diharapkan makin terbiasa dan menyadari bahwa sentuhan manusia tersebut tidak bertujuan untuk menyakiti.

Setelah beberapa waktu setelah menjalani proses itu, dan Branjangan sudah mulai terlihat jinak, bisa dipindahkan ke sangkar yang dikhususkan untuk branjangan.

Cara Merawat Burung Branjangan agar Cepat Gacor

Burung Branjangan merupakan burung yang paling sulit bunyi jika dipelihara. Sejumlah kicaumania mengakui sering membuat sering merasa trauma dalam merawat Branjangan, dan tidak sedikit yang memutuskan tidak akan memeliharanya lagi karena alas an lama sekali berbunyi.

Padahal, sama halnya burung berkicau lainnya, banyak faktor yang menentukan apakah burung akan bersuara atau akan tetap ngeriwik atau malah diam saja. Semua tergantung kemauan si perawat mau memahami karakter Branjangan atau tidak.

Sama halnya burung-burung lainnya, Branjangan akan cepat bunyi jika kondisinya dan waktunya tepat. Branjangan mau bunyi jika lokasi penggantangan, pakan, dan faktor yang menyebabkan stres pada burung hilang.

Pakan utama untuk Branjangan adalah biji-bijian seperti canary seed, millet, dan gabah-gabahan. Adapun komposisi yang tepat, menurut Yogi yakni canary seed 60%, millet 30%, gabah merah 10%. Sementara untuk EF bisa diberikan jangkrik, kroto dan sebagainya.
Bagi burung, mandi menjadi salah satu kebutuhan utama saat di alam bebas. Terbukti burung selalu mencari sumber air untuk membasahi tubuhnya. Mandi merupakan salah satu bagian dari preening, aktivitas yang selalu dilakukan burung.

Preening dapat  diartikan sebagai aktivitas bersolek bagi burung yaitu membersihkan bulu, merapikan bulu, meminyaki bulu-bulunya. Hanya dengan bulu yang bersih dan rapi, burung merasa percaya diri, terutama di depan burung betina.

Branjangan biasanya tidak mau mandi di tempat yang disediakan khusus. Sehingga, aktivitas mandi bisa dilakukan dengan cara disemprot menggunakan sprayer dan dilakukan minimal 2-3 kali dalam seminggu.

Proses penjemuran juga penting untuk memicu Branjangan cepat berbunyi. Di habitatnya, Branjangan hidup di tempat terbuka, yang setiap hari selalu terkena panas dan terik matahari.

sumber : http://www.gokicau.com/2016/12/burung-branjangan-si-master-burung.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan baca juga artikel berikut :

Jangan lewatkan :

Lanjutkan membaca :